Artikel

Misi Allah Trinitas

Allah Trinitas adalah bangunan dasar dari iman Kristiani. Memahami Allah Trinitas adalah satu hal yang penting bagi para pengikut Kristus. Setiap tahun, dalam Minggu Trinitas, kita diajak untuk terus menggumuli iman kita kepada Allah Trinitas. Kita diajak terus untuk memahami dasar iman kita.

Pada Minggu Trinitas tahun ini, kita mau belajar bahwa iman kepada Allah Trinitas tidak dapat dilepaskan dari misi perutusan kita di tengah dunia. Matius 28:16-20, secara khusus ayat 18-20 sering kali dikenal sebagai amanat agung dari Yesus kepada para murid. Amanat Agung tersebut adalah:”Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di Bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”. Amanat Agung ini menjadi misi yang dipegang oleh orang Kristen selama ini. Secara khusus, di dalam Amanat Agung ini terdapat formula Allah Trinitas (“dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”) yang menegaskah bahwa iman kepada Allah Trinitas tidak dapat dilepaskan dari misi para murid. Misi tersebut juga terkait erat dengan baptisan kita. Mengapa? Karena para murid diminta membaptis di dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus

Karunia Roh Dalam Keseharian

Kehadiran Roh Kudus sering kali dikaitkan dengan peristiwa-peristiwa luar biasa dan supranatural. Akitab sendiri memang memberi kesaksian tentang kehadiran Roh Kudus dengan tanda-tanda yang luar biasa. Kisah Para Rasul 2, misalnya, memberi kesaksian bahwa pada hari Pentakosta, Roh Kudus dicurahkan kepada para rasul dengan tanda-tanda berupa hembusan angin kecang dan lidah-lidah seperti nyala api yang hinggap di atas kepala mereka. Pandangan seperti ini juga kemudian membuat sebagian orang Kristen menganggap bahwa kehadiran Roh Kudus harus ditandai dengan kejadian-kejadian supranatural atau melalui kuasa dan karunia-karunia roh yang luar biasa. Pandangan ini agak bermasalah, karena membatasi kuasa dan karya Allah dalam Roh Kudus yang justru selalu hadir dan menuntun umat dalam keseharian.

Kita memang percaya bahwa Roh Kudus memiliki kuasa yang luar biasa, spektakuler, dan supranatural. Namun, jika hanya pandangan ini yang diterima, umat akan cenderung mengingkari kehadiran dan karya Roh kudus yang menolong dan menyertai umat dalam kehidupan sehari-hari yang biasa-biasa saja. Karya Roh Kudus yang lebih utama justru adalah yang menyertai dan menuntun umat, menghibur dan menolong umat sampai selamanya. Artinya, karya Roh Kudus itu hadir dalam kehidupan sehari-hari umat. Tidak semua umat percaya memiliki pengalaman supranatural dan luar biasa dalam kuasa Roh Kudus, tapi semua umat percaya mengalami penyertaan Roh Kudus yang menggerakkan dan menghidupkan dalam hidup dan karya sehari-hari. Roh Kudus adalah napas (Ibr. Ruakh; Yun.. Pneuma: angin, napas) yang memberikan kehidupan. Ia seperti napas, bukan sesuatu yang luar biasa, melainkan selalu hadir dan menghidupkan; bukan sesuatu yang spektakuler, melainkan sangat sehari-hari.

Khotbah Minggu Pentakosta ini akan berfokus pada kuasa Roh Kudus yang dinyatakan dalam hal-hal yang sehari-hari, yang biasa-biasa saja, untuk mengimbangi pandangan yang melihat kehadiran Roh Kudus secara luar biasa, spektakuler, dan supranatural. Kita diajak untuk menyadari kehadiran dan kuasa Roh Kudus dalam kehidupan sehari-hari yang senantiasa menuntun, menolong, dan menyertai umat percaya dalam hidup dalam karya di dunia. Dengan demikian, kita pun menghargai keseharian yang dijalani dalam kuasa Roh Kudus dan bersedia menjadi saksi dalam keseharian.

flower, plant, white flower-7993995.jpg

Doa :”Karantina Bagi Jiwa”

Doa :”KaSejak tahun 2020 yang lalu, kata “karantina” sudah menjadi akrab dengan keseharian kita. Saat ini mungkin karantina tidak sepopuler beberapa tahun lalu, namun ada hal menarik yang dapat kita pelajari bersama soal karantina. Kata “karantina : berasal dari Bahasa Venesia abad ke 14 sampai ke 15, quarantena, yang artinya empat puluh hari. Kata ini terbentuk pada masa pandemik wabah hitam, atau black death di Eropa. Saat itu ada kewajiban bagi para pelaut untuk mengisolasi diri selama empat puluh hari untuk memastikan bahwa mereka tidak membawa wabah. Setelah itu barulah mereka dapat kembali ke masyarakat. Dari situlah kata karantina berasal.rantina Bagi Jiwa”

dahlia, flowers, roses-7995722.jpg

Konsiens/14 Mei 2023

Kekuatan Karena Kasih

Ada tiga (3) hal mendasar yang mendorong seseorang untuk berlaku taat. Ketiga dorongan tersebut tergambar melalui ilustrasi sederhana berikut ini : Sebelum berangkat ke sekolah, seorang ayah menasihati ketiga orang anaknya dengan pesan: “Nak, kalau di sekolah, temanmu memberi kamu permen, tidak perlu kamu terima ya, kan kamu sudah menerima banyak hal dari ayah.” Ketiga anaknya pun mengangguk tanda setuju. Setibanya di sekolah, ketiga anak ini ditawari permen oleh temannya masing-masing. Anak pertama yang ditawari permen oleh temannya segera menolak dan berkata: “Saya tidak mau permen itu, saya taat karena saya takut dimarahi ayah kalau saya ambil permen itu.” Anak kedua yang ditawari permen oleh temannya pun menolak dan berkata: “Saya tidak mau permen itu, saya taat dan kalau saya taat maka saya yakin ayah akan beri hadiah pada saya.” Demikian juga anak ketiga yang ditawari permen oleh temannya menolak dan berkata: “Saya tidak perlu permen itu, saya taat karena saya tidak mau mengecewakan ayah saya : dia telah memberikan segala hal pada saya.”

daisies, field flowers, colorful daisy-7946593.jpg

Konsiens

30 April 2023

Pintu Bagi Domba-Domba

Di Minggu Paskah ke 4 ini, kita dapat melihat bahwa Yesus hidup seturut kehendak-Nya. Dia punya tugas mulia di dalam misi penyelamatan bagi dunia. Segala karya pelayanan-Nya di dunia dan kebangkitan-Nya adalah bagian dari karya Allah. Namun, Allah tahu betul bahwa manusia memiliki keterbatasan dalam banyak hal, termasuk memahami secara utuh karya keselamatan yang Ia nyatakan. Memang dalam keterbatasannya, manusia tidak dapat menyelami seluruh karya-Nya. Untuk itulah Allah turun ke dalam dunia menjadi sama dengan manusia. Supaya manusia dalam segala keterbatasannya mengerti apa yang Allah mau nyatakan. Semuanya semata-mata karena kasih-Nya yang besar pada seluruh ciptaan-Nya. Dalam rupa sebagai manusia, Yesus sangat terjangkau. Dia hadir berjumpa dengan umat, menghidupi kehidupan bersama umat, dan hadir lewat hal-hal sederhana, menyatakan mukjizat yang semata-mata membuat orang takjub pada kuasa Allah dan mengajar dengan perumpamaan-perumpamaan juga kisah sehari-hari.

Dalam bacaan kali ini, Yesus mengajar dengan sebuah gambaran tentang kehidupan seorang gembala dan kawanan domba peliharaannya. Yesus menyatakan diri-Nya dengan pernyataan “Akulah…” itu serupa dengan pernyataan Tuhan atas namanya sendiri yaitu ketika Tuhan berkata kepada Musa dan kepada umat-Nya bahwa “Aku adalah Aku”. Atau pada beberapa bagian lain ada pernyataan “Akulah Dia”, Akulah TUHAN”. Dalam perikop ini, Yesus memakai pernyataan “Akulah Pintu”. Kata “Pintu” dipilih Yesus dalam perumpamaannya karena pintu mempunyai fungsi untuk masuk dan keluar. Dari pernyataan “Akulah Pintu”, umat diajak terus meyakini bahwa untuk masuk menjadi domba-Nya, menerima keamanan serta jaminan keselamatan hanyalah melalui Yesus. Sebagai pintu, Yesus adalah pelindung dan penyedia bagi domba. Ketika umat masuk dalam pintu, umat aman dalam perlindungan-Nya. Yesus adalah pintu masuk supaya umat selamat dan akses masuk satu-satunya untuk memasuki kerajaan Allah. Yesus juga adalah pintu keluar. Ketika umat pergi keluar pintu, Dia membawa domba-domba ke padang rumput untuk dipuaskan, menjaga dari segala bahaya yang mengancam. Yesus juga adalah akses keluar satu-satunya yang akan membawa umat pada kehidupan. Dalam hal ini umat diajak untuk memahami bahwa Dialah pintu masuk dan keluar bagi domba-domba kepunyaan-Nya

father, daughter, child-551921.jpg

Konsiens

16 April 2023

Perjumpaan Yang Bermakna

Setiap saat kita berjumpa dengan orang-orang yang ada di sekitar kita. Di rumah, di jalan, di kantor, di sekolah, di gereja, di pasar, di terminal, dimana-mana. Namun, tidak setiap perjumpaan membawa kesan berarti. Ada perjumpaan yang berlalu begitu saja. Seperti saat berolahraga jalan pagi, kita berjumpa dengan seorang yang juga sedang berolahraga, tetapi tidak ada kesan berarti. Atau sat kita pulang dari gereja sehabis beribadah, bertemu dengan sesama anggota gereja di tempat parker, saling mengenal dan saling sapa tetapi perjumpan itu pun bisa berlalu begitu saja. Tidak ada kesan. Ada juga perjumpaan yang tidak terlupakan, ada kesan mendalam saat
perjumpaan terjadi, bahkan menggubahkan kehidupan seseorang. Perjumpaan yang memberi arti. Perjumpaan yang seperti inilah yang dapat mengubahkan kehidupan seseorang bahkan dapat mengubahkan kehidupan seseorang bahkan dapat menggubahkan kehidupan imannya. Iman merupakan hubungan pribadi seseorang dengan Sang Pencipta. Terjadinya pertumbuhan iman dalam diri tiap orang berbeda dengan cara yang berbeda pula.

Ada orang yang iman bertumbuh karena pengajaran dari orang tua yang diberikan sejak masih kecil. Ada juga orang yang imannya bertumbuh karena mendengar ayat dari firman tuhan yang kemudian dipelajari secara pribadi. Ada juga orang yang imannya bertumbuh karena pengalaman spektakuler yang tiba-tiba dialami. Misalnya, diselamatkan dalam sebuah kecelakaan yang membuatnya hamper kehilangan nyawa, membuatnya merasakan pertolongan Tuhan dan masih banyak lagi cara iman bertumbuh pada tiap-tiap orang. Itulah yang kita yakini sebagai cara Tuhan berkerja dalam diri tiap orang. Yang pasti, pertumbuhan iman dapat terjadi karena adanya perjumpaan yang bermakna, antara sesorang dengan Tuhan melalui berbagi cara yang kemudian memberi kesan mendalam dan yang membuat seseorang mengalami perubahan diri.