Karunia Roh Dalam Keseharian

Kehadiran Roh Kudus sering kali dikaitkan dengan peristiwa-peristiwa luar biasa dan supranatural. Akitab sendiri memang memberi kesaksian tentang kehadiran Roh Kudus dengan tanda-tanda yang luar biasa. Kisah Para Rasul 2, misalnya, memberi kesaksian bahwa pada hari Pentakosta, Roh Kudus dicurahkan kepada para rasul dengan tanda-tanda berupa hembusan angin kecang dan lidah-lidah seperti nyala api yang hinggap di atas kepala mereka. Pandangan seperti ini juga kemudian membuat sebagian orang Kristen menganggap bahwa kehadiran Roh Kudus harus ditandai dengan kejadian-kejadian supranatural atau melalui kuasa dan karunia-karunia roh yang luar biasa. Pandangan ini agak bermasalah, karena membatasi kuasa dan karya Allah dalam Roh Kudus yang justru selalu hadir dan menuntun umat dalam keseharian.

Kita memang percaya bahwa Roh Kudus memiliki kuasa yang luar biasa, spektakuler, dan supranatural. Namun, jika hanya pandangan ini yang diterima, umat akan cenderung mengingkari kehadiran dan karya Roh kudus yang menolong dan menyertai umat dalam kehidupan sehari-hari yang biasa-biasa saja. Karya Roh Kudus yang lebih utama justru adalah yang menyertai dan menuntun umat, menghibur dan menolong umat sampai selamanya. Artinya, karya Roh Kudus itu hadir dalam kehidupan sehari-hari umat. Tidak semua umat percaya memiliki pengalaman supranatural dan luar biasa dalam kuasa Roh Kudus, tapi semua umat percaya mengalami penyertaan Roh Kudus yang menggerakkan dan menghidupkan dalam hidup dan karya sehari-hari. Roh Kudus adalah napas (Ibr. Ruakh; Yun.. Pneuma: angin, napas) yang memberikan kehidupan. Ia seperti napas, bukan sesuatu yang luar biasa, melainkan selalu hadir dan menghidupkan; bukan sesuatu yang spektakuler, melainkan sangat sehari-hari.

Khotbah Minggu Pentakosta ini akan berfokus pada kuasa Roh Kudus yang dinyatakan dalam hal-hal yang sehari-hari, yang biasa-biasa saja, untuk mengimbangi pandangan yang melihat kehadiran Roh Kudus secara luar biasa, spektakuler, dan supranatural. Kita diajak untuk menyadari kehadiran dan kuasa Roh Kudus dalam kehidupan sehari-hari yang senantiasa menuntun, menolong, dan menyertai umat percaya dalam hidup dalam karya di dunia. Dengan demikian, kita pun menghargai keseharian yang dijalani dalam kuasa Roh Kudus dan bersedia menjadi saksi dalam keseharian.